Alasan tulisan ini ada

oke, ini pertama kalinya aku menulisakn isi pikiranku didalam blog seperti ini. sebelumnya tidak pernah cuman emang sempat terpikirkan tapi gatau yaa,  ga pernah serius untuk melakukanya. jika ditanya "lu sering nulis ga jri?", yaa bisa dibilang jika naskah akademik pernah tapi jarang kalo emang dibutuhkan, atau hanya sekedar tugas organisasi kampus untuk mengkaji beberapa isu saja. namun untuk menulis isi pikiran belum pernah dalam platform seperti ini. 

jika diliat sebelumnya sebenarnya pernah menuangkan isi pikiran yang bisa dibilang cukup kacau dan hasilnya keaadan menjadi lebih baik lagi. sehingga asusmusiku saat ini menuangakan isi pikiran kita bisa menjadi wadah untuk meredakan rasa yang tidak mengenakan dalam pikiran setidaknya itu hal yang aku alami. tapi jika ditanyakan kembali seberapa sering mecurahkan isi pikian kedalam bentuk tulisan bisa dibilang sangat jarang. karena pada dasarnya aku lebih suka berbicara atau berdialog tapi sendiri tanpa ada lawan bicara entah kenapa hal yang sering dilakukan dibandingkan menuangkanya dalam bentuk tulisan.

ini juga menjadi asumsiku entah benar atau tidak kebanyakan orang Indonesia atau biasa dibilang nenek moyang kita.  jika mendapat pengalaman atau sebuah ide, gagasan bahkan aturan yang mereka pikirkan mereka langsung menceritakan atau memberi tahunya tanpa membuat sebuah tulisan yang resmi mereka buat. makanya kita mengenal banyak sebuah larangan - larangan, mitos - mitos yang dimana setiap tempat memiliki produknya tersendiri. awal bisa berpikir seperti ini karena pernah Pak Mukmin menjelaskan dalam perkuliahanya dan itu landasan berpikirku selanjutnya.

bisa dikatakan banyak mungkin yaa, walaupun aku tidak mempunya datanya. bahwa banyak etika, moral atau sebuah aturan yang tidak tertulis namun tumbuh disekitar masyarakat Indonesia. maka kita mengenalnya sebagai hukum adat. yang pada umumnya tidak tertulis namun tetap kita patuhi karena ada kebaikan atau suatu pesan yang tersirat didalamnya. beda lagi dalam halnya negara di eropa, mereka menuangkan apa yang ada didalam pikiran kedalam tulisan maka banyak peraturan yang mereka tulis dan sampai sekarang masi kita gunakan. maka dengan ditulisnya perturan tersebut maka daya ikat terkait larangan dan juga kewajibanya semakin kuat. 

maka dalam hal ini aku mengingat pada kitab ta'lim muta'alim yang didalamnya terdapat perkataan Imam Syafi'i "ilmu itu bagai hewan buruan, sedangkan tulisan adalah talinya. maka ikatlah hewan gembalamu dengan tali yang kuat". mungkin ini menjadi akar pemikiran juga agar ide kita kekal dan abadi maka setidaknya tungkanlah dalam tulisan.

tambah lagi inspirasi kenapa hal ini menjadi bisa terlintas bahkan aku lakukan saat ini yaitu membuat sebuah tulisan, yaitu Raditya Dika. dia seorang penulis banyak buku yang dikeluarkan dan diadaptasi menjadi sebuah film. dia juga bilang jika ada suatu hal yang dikeluhkan dalam diri kita maka setidaknya tungkanlah dalam suatu bentuk baik itu tulisan gambar atau lagu atau yang lainnya. dan dalam hal ini aku memilih tulisan. yaa karena itulah yang setidaknya seringku lakukan dalam keseharian

dan balik lagi ini bukanlah naskah akademik yang memiliki refrensi yang jelas, ini hanyalah isi dalam pikiranku saja. entah benar atau tidak silahkan bisa dicari sendiri. maka pada publikasi blogku yang pertama ini hanya menjadi latar belakang kenapa tulisan ini ada. sekian :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketika ayat menjadi kompas

Saat ia berbicara dengan dirinya